Bicara mengenai hubungan antara Kartini dan kedokteran gigi, pertanyaan awal yang mungkin akan lahir adalah, dimana hubungannya? jika berpikir sederhana mungkin hubungannya akan sulit anda temukan. Toh, Kartini itu bukan seorang dokter gigi. Beliau pun juga bukan seorang tokoh yang banyak bicara tentang kedokteran gigi, atau berjuang tentang masalah kedokteran gigi, juga pada masa Kartini dahulu kedokteran gigi belum terlalu dikenal. Lalu dimana hubungannya?
Tapi tahukah anda lebih dari 50 % orang-orang yang berkecimpung di dunia kedokteran gigi adalah perempuan. Itu memberikan gambaran bahwa nantinya lebih dari 50% tenaga pelayanan kesehatan gigi adalah perempuan (maaf, kemudian jika tidak ada data atau referensi yang valid dari pernyataan ini) , tapi hal ini bisa terlihat dari jumlah perbandingan laki-laki dan perempuan yang mengenyam pendidikan di bidang kedokteran gigi. Tiap tahunnya selalu saja hampir lebih dari separuh mahasiswa kedokteran gigi adalah perempuan.
Bicara tentang hari kartini maka bicara tentang perempuan, dan perempuan ini adalah para Kartini yang berkecimpung di kedokteran gigi. Sudah begitu banyak dokter gigi indonesia yang dilahirkan. Dokter gigi perempuan (baca; Kartini kini) itu ada di garda paling depan dan bertanggung jawab terhadap kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia. Para Kartini itu tidak lagi menghadapi kesulitan untuk memperoleh pendidikan tinggi. Kini semakin mudah. Kartini yang bersekolah hingga jenjang pendidikan tinggi tidak asing lagi, bahkan sebagian dari mereka telah mencapai gelar paling tinggi dalam pendidikan yaitu menjadi guru besar atau professsor. Sementara Kartini dahulu hanya tamat E.L.S. (Europese Lagere School) atau tingkat sekolah dasar, keinginannya untuk sekolah tinggi harus terkubur oleh derasnya arus budaya “pingitan”. Kartini dahulu masih harus berjuang keras menuntut persamaan hak anatara laki-laki dan perempuan terhadap pendidikan tingggi. Dapat dibandingkan, seorang profesor vs seorang tamatan sekolah dasar, sangat jauh berbeda. Itulah gambaran perbandingan Kartini kini dan Kartini dahulu.
Semangat Kartini sebenarnya tumbuh subur di wilayah ini (kedokteran gigi), dimana disini betul-betul terlihat bentuk perjuangan para Kartini muda yang menuntut ilmu hingga menjadi seorang tenaga pelayan kesehatan dan abdi masyarakat, serta ikut andil dalam pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia khususnya kesehatan gigi dan mulut. Kalau Kartini dahulu berjuang dengan mendirikan sekolah untuk anak gadis di daerah kelahirannya, di Jepara, dimana di sekolah tersebut diajarkan pelajaran menjahit, menyulam, memasak, dan sebagainya dengan gratis. Maka para kartini kedokteran gigi ini berjuang lewat pemberian layanan kesehatan gigi dan mulut yang bermutu, pelayanan kesehatan di rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat (puskesmas), dan pendirian pusat layanan kesehatan gigi (praktek pribadi, praktek kelompok, klinik).
Dahulu, Kartini kepada para sahabatnya, sering mencurahkan isi hatinya tentang keinginannya memajukan wanita negerinya. Kepada teman-temannya yang orang Belanda dia sering menulis surat yang mengungkapkan cita-citanya, tentang adanya persamaan hak kaum perempuan dan laki-laki. Setelah ia meninggal, surat-surat tersebut kemudian dikumpulkan dan diterbitkan menjadi sebuah buku yang dalam bahasa Belanda berjudul Door Duisternis tot Licht (Habis Gelap Terbitlah Terang). Tulisan-tulisan yang terdapat dalam buku itu sangat berpengaruh besar dalam mendorong kemajuan Indonesia karena telah menjadi sumber motivasi dan semangat bagi kaum perempuan Indonesia untuk lebih memajukan diri, mencerdaskan kaumnya dan mengangkat harkat dan derajatnya sebagai seorang manusia. Kini, bekal untuk kemajuan itu sebenarnya sudah sangat memadai. Pendidikan tinggi serta sikap santun yang didukung oleh kondisi budaya yang lebih moderat dapat membawa posisi perempuan pada tempatnya yang lebih tinggi, jauh melambung dibandingkan masa Kartini dahulu. Itu, jika semua perempuan sadar akan posisinya. Semangat kemajuan, kecerdasan, dan patuh pada norma serta aturan itu yang Kartini kini harus selalu kedepankan.
Selamat Hari Kartini kepada seluruh perempuan Indonesia, terkhusus kepada para Kartini Kedokteran Gigi yang selalu menggempur kami, para laki-laki.
Artikel ini diposting sebagai bentuk apresiasi terhadap posisi kartini masa kini, dan sebagai bentuk eksistensi diri pada peringatan Hari Kartini, 21 April 2009
Sumber :
0 Komentar untuk "Hari Kartini 21 April 2009 ; “ Kartini “ dan Kedokteran Gigi"